ABSTRAK : Langitan sebagai sistem yang melakukan proses kegiatan akademik baik mahasiswa, dosen, dan staf administrasi. Sistem pada kegiatan administrasi akademik akan melakukan proses transaksi belajar-mengajar, proses administrasi akademik berupa kelengkapan dokumen termasuk biaya yang muncul pada saat registrasi. Tools Langitan mampu memigrasikan (sinkronisasi) data UMAHA ke Forlap. Kegiatan FRS sudah bisa dilakukan secara online dan Dosen Wali cukup approve. Langitan juga dilengkapi sistem cerdas didukung Artificial Intelligence (AI), yang akan menangani permasalahan akademik mahasiswa berupa penstatusan mahasiswa dan beasiswa internal, pengambilan keputusan adalah Mesin Learning Langitan. Kata Kunci : Langitan, Sinkronisasi, FRS, AI dan Mesin Learning Langitan A. PENDAHULUAN Komputer sejak populer 3 dasa warsa, yang kala itu sebutannya Komputer Jangkrik mentranformasi menjadi TI (Teknologi Informasi) ternyata masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjelma menjadi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Akhirnya lahirlah istilah SIM (Sistem Informasi Manajemen) kalau di kampus menjadi SIAKAD, SIPUSTAKA, SIAK dan masih banyak lagi. Dunia tidak lagi cukup diwadahi dengan dunia nyata tetapi perlu dunia khusus yang bernama Dunia Maya. Ditengah antah berantah dunia maya yang didukung populernya penggunaan ponsel sebagai media Internet maka lahirlah istilah Cloud Computing. Menurut (Armbrust et al., 2010), “Cloud computing refers to both the applications delivered as services over the Internet and the hardware and systems software in the data centers that provide those services. Berkat TIK bisnis saat ini mulai bersaing secara global untuk dapat memuaskan pelanggan, sehingga perusahaan membutuhkan akses informasi yang cepat dan akurat. Agar dapat mengakses informasi secara cepat, perusahaan perlu membangun infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memerlukan modal besar, di sisi lain cloud computing hadir sebagai salah satu solusi alternative (Rumetna, 2018). Teknologi cloud computing dapat lebih menghemat pengeluaran dibandingkan harus membangun sendiri infrastruktur jaringan untuk jangka pendek. Kebutuhan untuk teknologi cloud computing sebagaian besar hanya pada biaya koneksi dan data processing sesuai dengan kebutuhan. Pada (Hartanto, 2017). Ternyata cloud perlu teman biar tidak hanya berwarna kelabu saja juga perlu nuansa yang cerah-cerah maka awal tahun 2016 lahirlah LangitAN atas usulan Rektor UMAHA Dr. Fathoni Rodli. Sejarah langitan berawal dari harapan Ketua Umum PBNU KH. Prof. DR. Agil Siradj dalam acara peresmian UMAHA bulan Desember 2014, “Semoga seluruh Perguruan Tinggi NU bisa terinteregrasi dengan hanya klik mouse maka akan menampilkan semua informasi dan potensi Nahdiyin”. Rektor UMAHA merasa tertantang, maka dengan mengerahkan programmer Direktorat Sistem Informasi (DSI) UMAHA untuk mengkloning cyber campus Universitas Airlangga Surabaya dengan harapan sistem tersebut bisa terinteregrasi dengan cloud-cloud system Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama, di seluruh Indonesia maka nama yang diberikan adalah Langit yang dilengkapi dengan Jaringan Komputer Cerdas rekursif(mempekerjakan dirinya sendiri). UMAHA merupakan kampus pertama yang menggunakan Langitan sebab nantinya Langitan akan digunakan seluruh PTNU diseluruh Indonesia yang berjumlah 38. B. DISKUSI Penggunaan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari manusia, menjadikan dunia tanpa batas. Ini semua dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang begitu kuat. Sehingga kemanapun manusia bergerak tidak bisa lepas dari perangkat digital . 1. Sistem Langitan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) merupakan sistem yang mengolah data dan melakukan proses kegiatan akademik yang melibatkan antara mahasiswa, dosen, dan administrasi akademik. Sistem informasi Akademik melakukan kegiatan proses administrasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan administrasi akademik, melakukan proses pada transaksi belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa, melakukan proses administrasi akademik baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada kegiatan registrasi administrasi akademik (Marisa & Harleni, 2018). SIAKAD sangat membantu dalam pengolahan data terkait informasi akademik, misalnya nilai mahasiswa, mata kuliah, jadwal mengajar dosen dan sebagainya yang dulunya dikerjakan secara manual , namun telah dikerjakan dengan sistem yang terkomputerisasi untuk meningkatkan efisiensi (Istiqomah Widiastuti1, Wiedy Murtini2, 2019). Langitan sebagai sistem yang mengelola data akademik UMAHA akan melakukan proses kegiatan akademik yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan staf administrasi dibidang akademik. Sistem informasi akademik akan memproses administrasi mahasiswa pada kegiatan administrasi akademik. Juga proses transaksi belajar-mengajar antara mahasiswa dengan Dosen. Dan proses yang berkaitan dengan kelengkapan dokumen termasuk biaya yang timbul pada saat registrasi. Seiring terjadinya Pandemi Covid 19 secara global, termasuk seluruh wilayah Indonesia. Semua kegiatan yang awalnya dilakukan secara langsung baik perdagangan, perkantoran, pertokoan, pemerintahan, pendidikan semua lumpuh karena dilarang melakukan interaksi. Tidak terkecuali perguruan tinggi juga tutup sehingga semua kegiatan akademik baik pengajaran maupun administrasi. UMAHA sangat diuntungkan sudah memiliki sistem Langitan. Kegiatan akademik semacam FRS sudah bisa dilakukan secara online baik mahasiswa yang sedang mengambil matakuliah dan approve oleh Dosen Wali. Untuk perkuliahan karena sudah menggunakan pembelajaran secara daring penuh sejak tabhun 2018 dengan nama : https://e-learning.umaha.ac.id/, Apakah Sistem Langitan UMAHA bisa dikatakan sudah memanfaatkan Industri 4.0?. jawabnya iya mendukung. Menurut Prof. Onno W. Purbo dari ITB : “Asal terhubung Internet dan bisa mengontrol sistem dari jarak jauh, maka bisa dikatakan sudah masuk Era Industri 4.0”. Langitan memberi akses untuk melakukan perwalian dari jarak jauh secara on line. Dosen Wali untuk proses Approved KRS mahasiswa cukup 3 langkah saja (Pilih Mahasiswa, Centang Semua dan Simpan KRS)seorang mahasiswa tidak kurang dari 5 detik asal ada jaringan internet. Jadi tidak ada alasan karena dosen tidak bisa kekampus karena ada di luar kota maupun luar negeri. 2. Sistem Cerdas Langitan Langitan sebagai sistem cerdas yang didukung Artificial Intelligence (AI), akan menangani secara mandiri beberapa permasalahan akademik mahasiswa. Ada dua permasalahan utama yang sulit untuk diselesaikan dan memakan waktu yang lama karena melibatkan Kaprodi dan Direktorat Sistem Informasi. Permasalahan itu adalah penstatusan mahasiswa dan beasiswa internal. Penstatusan mahasiswa adalah status akhir sebagai mahasiswa yang akan dilaporkan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (FORLAP) apakah lanjut sebagai mahasiswa atau dikeluarkan . Permasalahan jadi rumit karena dihadapkan pada fakta lapangan yaitu ada saja dari berbagai Prodi pembayaran aktif tetapi tidak pernah ikut kuliah sama sekali. Akhirnya Kampus memberi solusi dengan pembelajaran online yang sudah dilakukan sejak tahun 2018 dan bagian akhir yang akan memutuskan adalah mesin learning langitan. Permasalahan mahasiswa tidak bisa membayar uang kuliah juga tidak kalah rumit. UMAHA tidak mengharapkan ada mahasiswa yang putus kuliah, solosinya pemberian beasiswa. Beasiswa merupakan pemberian bantuan oleh instasi atau yayasan atau perorangan untuk kelanjutan kuliah bagai mahasiswa. Beasiswa terbagi menjadi dua, yaitu untuk siswa berprestasi dan kurang mampu.