5 Jurus Sakti memulai Bisnis di tengah pandemi

1. Cari Bisnis Potensial 

Bisnis apa yang masih potensial di tengah penurunan daya beli dan pandemi yang membuat orang membatasi aktivitas di luar rumah? Ternyata cukup banyak, lho, yang bisa jadi pertimbangkan dalam memulai Bisnis. 

Pertama, bisnis sektor healthcare. Pandemi ini melahirkan banyak kebiasaan baru. Orang menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga diri dari paparan virus. Anda bisa menimbang berbisnis peralatan pendukung kesehatan seperti masker, face shield, jaket antivirus, hingga suplemen vitamin untuk mendukung imunitas tubuh. 

Kedua, bisnis sektor kuliner. Dalam situasi apapun, bisnis kuliner tetap menjanjikan. Di tengah pandemi, Anda bisa menjajaki berjualan makanan beku (frozen food) siap saji dan siap masak, makanan sehat pendukung imunitas, dan lain sebagainya.

Ketiga, bisnis pakaian rumahan. Tidak dinyana, bisnis home dress seperti gamis rumahan, daster, dan piyama, laris manis selama pandemi. Banyak menghabiskan waktu di rumah membuat banyak kaum hawa membutuhkan baju rumahan lebih banyak. 

Keempat, bisnis peralatan olahraga. Siapa sangka di tengah pandemi penjualan sepeda malah melesat tinggi? Sepeda menjadi buruan banyak orang yang sudah jenuh di rumah dan ingin berolahraga dengan tetap menerapkan social distancing. Tidak harus berjualan sepeda. Anda bisa menjajaki bisnis alat pendukung olahraga sepeda seperti helm, pakaian olahraga, ataupun sepatunya.

Kelima, jasa guru privat. Pemerintah telah menetapkan pembelajaran jarak jauh diterapkan mulai tahun ajaran 2020/2021 selama pandemi belum berakhir. Tidak sedikit orang tua yang kesulitan mendampingi anak-anak mereka belajar dari rumah. Terlebih di masa new normal ini, kebanyakan karyawan sudah mulai kembali bekerja dari kantor, alias work from office (WFO)Ini sebenarnya peluang bagi Anda yang bergerak di segmen pendidikan. Yaitu dengan menawarkan jasa sebagai guru privat. Pasarkan dengan tetap menjunjung penerapan protokol COVID-19 agar calon pelanggan percaya dengan keamanan jasa Anda.

2. Pilih Yang Ringan Modal

Setelah meriset bisnis potensial apa saja yang berpeluang meraih pasar di tengah pandemi, langkah selanjutnya dalam memulai bisnis di tengah pandemi adalah menentukan mana yang kira-kira bisa Anda jalankan. Memulai bisnis di tengah pandemi bisnis tidak harus langsung memakan modal besar. Sesuaikan kebutuhan modal dengan kondisi Anda sekarang ini. Sebagai contoh, Anda mengalami penurunan pendapatan cukup drastis gara-gara pandemi dan uang tabungan mulai terpakai untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Pastikan tetap bijak memutuskan pemakaian dana tabungan untuk modal bisnis. Lebih amannya, mulailah bisnis perlahan saja dengan modal seminim mungkin.

Misalnya, bila berbisnis frozen food, Anda bisa fokus memakai modal untuk membeli barang dagangan saja. Tapi, tidak perlu buru-buru membeli freezer baru untuk menyimpan dagangan tersebut. Sebagai permulaan, Anda cukup memanfaatkan kulkas yang ada di rumah. Cara lain yang juga bisa Anda jajaki adalah dengan menawarkan diri menjadi dropshipper online ke para supplier frozen food yang banyak bertebaran di marketplace. Cara ini relatif lebih aman karena Anda tidak perlu menyiapkan modal sama sekali. Cukup memanfaatkan gadget dan media sosial untuk berpromosi. Hanya saja, keuntungannya memang relatif kecil karena Anda sebatas sebagai dropshipper.

3. Jalankan Yang Paling Memungkinkan

Dengan kondisi pandemi yang masih membatasi banyak aktivitas masyarakat, pilih bisnis yang paling memungkinkan dijalankan di tengah situasi seperti ini. Pertimbangkan juga situasi Anda saat ini. Apabila Anda sebenarnya masih memiliki pekerjaan tetap dan usaha tersebut hanya sebatas side hustle, buatlah pengaturan waktu yang baik supaya pekerjaan utama Anda tidak sampai terganggu. 

Sebaliknya, apabila Anda memang sudah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan (unpaid leave) sampai batas yang belum pasti, Anda memiliki keleluasaan waktu untuk menjalankan dan memulai Bisnis usaha baru secara lebih fokus. Namun, karena usaha baru ini menjadi tumpuan baru pendapatan sedang penghasilan rutin Anda tengah terpukul, pastikan Anda bijak menggunakan modal kerja sembari tetap serius menjalankannya. 

4. Optimalkan media sosial dan word of mouth marketing

Tidak usah bingung memasarkan bisnis Anda. Manfaatkan semaksimal mungkin kehadiran media sosial dan berbagai kanal e-commerce atau marketplace untuk memulai Bisnis dan memasarkan produk Anda. Jangan sungkan mempromosikan bisnis di akun media sosial Anda. Bila perlu, colek satu-satu teman Anda yang potensial menjadi pelanggan. Dengan menawarkan produk berkualitas dan layanan yang baik, bisnis Anda kelak bisa terbantu dari promosi mulut ke mulut alias word of mouth marketing. Anda juga bisa memanfaatkan jurus promosi memanfaatkan iklan online baik itu melalui Facebook atau Instagram. Optimalkan juga grup-grup Whatsapp dan komunitas yang Anda ikuti. 

Ibarat menebar jala, pasti ada satu dua ikan yang bisa Anda bawa pulang. Jadi, terus berusaha memasarkan tanpa gengsi dan tetap optimistis bisnis Anda bakal besar suatu saat nanti.

5. Ekspansi perlahan sesuai perkembangan bisnis

Kadang kala para pemula dalam dunia bisnis, tergesa-gesa ingin membesarkan bisnis dengan menggelontorkan modal banyak. Misalnya, baru saja memulai bisnis makanan online dan memiliki pelanggan tetap, sudah tergesa menyewa ruko untuk berjualan secara offline. Tenang dulu, tidak perlu tergesa-gesa. Di tengah kondisi pandemi yang membuat perekonomian lesu darah seperti sekarang, semua langkah ekspansi bisnis perlu dihitung lebih cermat dan tidak bisa ditempuh tergesa-gesa.

Lebih baik Anda bermain aman dengan menerapkan prinsip efisiensi. Semua strategi bisnis perlu dijalankan dengan mengoptimalkan modal yang ada untuk mendapatkan cuan atau keuntungan maksimal. Kelak, saat perekonomian sudah mulai bangkit dan stabil, baru Anda bisa lebih berani berekspansi dan mengeluarkan modal lebih besar.

Itulah lima jurus memulai bisnis di tengah pandemi yang merontokkan ekonomi. Tidak perlu takut mencoba peruntungan bisnis walau situasi muram seperti saat ini.

Penulis : Siti Aisyah dan Desy Lindawati